Zonalinenews – Kupang . NTT Women who are currently engaged in political world are expected to not be like former of Democratic Party member Anjelina Sondak and Banten Governor, Ratu Atut who have been imprisoned for corruption case.
Lusia Adinda Lebu Raya
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
The warning was delivered by the Trustees of Forkom P2HP NTT Mrs. Lusia Adinda Lebu Raya when opening the Rakerda (Regional Working Meeting) of P2HP NTT in Ina Bo’i Hotel, on Wednesday, November 27, 2013, at 10.00 am.
Lusia said that, 2014 will be the year of women NTT rise for legislative elections. So those who elected in the executive track, are expected to be consistent in fighting for women’s rights.
She hoped that the agenda of the main struggle is to fight for the fulfillment of the rights and interests of NTT women. “There are many of them who ignore the interests of women after being elected,” said Lusia.
While the Chairman of Forkom Mrs. Mien Hadjon Pattymangoe said in his speech that, culture and custom always put women at the second number in various aspects including in development aspect. Women are positioned not as an actor but as a connoisseur of development .
She also said that Forkom has already been for 12 years in NTT, and it still stands and has been faced many challenges in its work but it still works for women right. The Rakerda addressed two important agenda, first was about Trafficking and the winning strategies for women candidates in the election of 2014. (*rusdy)
Indonesian Version
Perempuan NTT Jangan Jadi Koruptor
Zonalinenews-Kupang. Perempuan Nusa Tenggara Timur yang saat ini sedang berkecimpung di dunia politk agar jangan meniru perilaku korupsi yang dilakukan bekas anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI Anjelina Sondak dan Gubernur Banten Ratu Atut yang kini tersandung kasus korupsi. Peringatan ini disampaikan Pembina Forkom P2HP NTT Ny. Lusia Adinda Lebu Raya ketika membuka rapat kerja daerah (Rakerda) P2HP NTT di Hotel Ina Bo’i Kupang, Rabu 27 November 2013, Jam 10.wita.
Lusia mengatakan, tahun 2014 adalah tahun kebangkitan perempuan NTT ketika pelaksanaan pemilu legislatif. Namun ketika terpilih menjadi wakil rakyat ataupun yang terpilih menjadi pemimpin di jalur eksekutif, harus konsisten dan tetap memperjuangkan hak-hak perempuan.
Ia berharap yang menjadi agenda perjuangan utama adalah memperjuangkan pemenuhan hak-hak dan kepentingan perempuan NTT. “Banyak caleg bicara soal kepentigan perempuan saat masa kampanye, tetapi banyak juga yang mengabaikan kepentingan perempuan ketika terpilih,” kata Lusia.
Sementara Ketua Forkom P2HP NTT Ny. Mien Hadjon Pattymangoe dalam pidatonya mengatakan, budaya dan kebiasaan selalu menempatkan perempuan pada nomor dua dalam berbagai aspek termasuk pembangunan. Perempuan diposisikan bukan sebagai pelaku namun sebagai penikmat pembangunan.
Menurutnya sudah 12 tahun Forkom P2HP NTT berdiri dan banyak tantangan yang dihadapi dalam karyanya namun Forkom di seluruh NTT masih tetap eksis melakukan karya kemanusiaan bagi perempuan. Rakerda kali ini membahas dua agenda penting yakni maraknya trafficking di NTT dan strategi pemenangan caleg perempuan di Pileg 2014. (*rusdy)